Senin, 28 April 2014

Hipotesis

1. Pengertian
Dari arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Peneliti mendalami permasalahan dengan seksama dan mensurvei teori (literatur/sumber referensi/kepustakaan), kemudian membuat hipotesis yang masih harus dibuktikan/diuji kebenarannya (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis, peneliti harus berpikir hipotesisnya dapat diuji sehingga naik statusnya menjadi thesa atau sebaliknya tetap menjadi hipotesis.
Sugiyono (2008:96) menyatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris.
Dalam Ruseffendi (2005:23), hipotesis adalah penjelasan atau jawaban tentatif (sementara) tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau kejadian yang akan terjadi; bisa juga mengenai kejadian yang sedang terjadi. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis sementara terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Hipotesis termasuk dalam langkah penelitian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
G.E.R brurrough (Arikunto, 2010:112) mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
        1.  Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
        2.  Penelitian tentang perbedaan
        3.  Penelitian hubungan.

2. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan (2007: 121-129) yaitu: (1) hipotesis harus mempunyai daya penjelas; (2) hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel; (3) hipotesis harus dapat diuji; (4) hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan (5) hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Pendapat ini diperkuat oleh Sugiyono (2008:106), menurut beliau karakteristik hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
       a.Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
       b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
       c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Ruseffendi (2005:26-27) memaparkan bahwa ciri-ciri yang menonjol dari hipotesis yang baik adalah pertama, sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya. Kedua, tentatif dan berupa penjelasan yang masuk akal bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, gejala (fenomena), atau kejadian. Ketiga, menguraikan sejelas dan sepadat mungkin hubungan (perbedaan) yang diharapkan terjadi antara dua variabel dan menjelaskan variabel-variabel itu dalam kata-kata yang operasional dan dapat diukur. Keempat, dapat diuji (dites). Perhatikan contoh hipotesis berikut, yang kedua lebih operasional daripada yang pertama.
         1.   Ada hubungan positif antara sikap dan kemampuan.
        2.  Ada hubungan positif antara nilai sikap yang diukur dengan skala Likert dan nilai prestasi belajar pada raport.
Secara umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Hipotesis juga harus dapat diuji dan sederhana serta jelas.

          3.   Macam-macam hipotesis
Menurut Arikunto (2010:112-113) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
        1.   Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
          Rumusan hipotesis kerja
          a)      Jika ……… maka ………
          b)      Ada perbedaan antara ……… dan ………
          c)       Ada pengaruh ……… terhadap ………
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang merupakan lawan dari hipotesis nol yang dilambangkan dengan Ha atau H1. Hipotesis kerja merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.

         2.  Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak yang dilambangkan dengan Ho. Rumusannya:
         a)      Tidak ada perbedaan antara ……… dengan ………
         b)      Tidak ada pengaruh ……… terhadap ………

4. Kegunaan Hipotesis
Dalam kegiatan penelitian, hipotesis merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Pentingya hipotesis dinyatakan oleh Furchan (2007:115) yang mengungkapkan setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan hipotesis. Kedua alasan tersebut ialah:
    1.Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan peneliatian di bidang itu.
       2.Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian, tidak hanya yang bersifat eksperimen saja.
         sumber:
         

http://pitpitgitu.blogspot.com/2012/10/apa-itu-hipotesis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar