Selasa, 14 Januari 2014

REVIEW JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI /MENGKONSUMSI BUAH LOKAL

1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli / mengonsumsi buah lokal
Latar belakang :
Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan tercermin dengan semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam jenis buah maupun volumenya. membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal. Persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.  Namun krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurang ketersediaannya di pasar.  Sebaliknya pada saat yang sama, buah lokal  semakin banyak tersedia di pasar dengan harga yang bersaing, oleh karenanya krisis moneter seharusnya dapat menjadi momentum yang tepat untuk merencanakan pengembangan buah lokal sebagai komoditas unggulan untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Konsumen merupakan salah satu komponen penting dalam sisem agribisnis. Bahwa tumbuhnya sektor agribisnis akan ditentukan oleh seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk-produk agribisnis.  Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi pasar yang sangat penting bagi sektor agribisnis.  Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk  merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.
Perumusan masalah :
Faktor-faktor   apa sajakah yang  berpengaruh  terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli   buah, serta faktor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis   pengaruh  faktor-faktor
1).  budaya,  
2).  lingkungan sosial; 
3).  Individu;
4). psikologis dan;
5).  Strategi pemasaran terhadap   perilaku  konsumen  dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.

3.  Perilaku Konsumen Buah  
Engel et al (1993), berpendapat bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk barang atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.  Jadi perilaku konsumen pada hakekatnya adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam membeli produk antara lain adalah  faktor budaya, sosial, pribadi (perbedaan individu), psikologis dan strategi pemasaran  (Kotler, 1993 dan Engel et al, 1995).
4.  Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi  perilaku konsumen   buah-buahan  kota Surabaya serta sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar  nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap masing-masing buah (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian  adalah lokasi tujuan pemasaran  buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya. 
 Jumlah responden  sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai  konsumen buah dengan kriteria : 1). Penggemar (senang) makan buah-buahan; 2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali; 3). Mewakili keluarga dan 4). Keluarga memiliki penghasilan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan instrumen penelitian:
Analisis Data
Tujuan penelitian ini  dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Model(SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan menggunakan  piranti lunak (soft ware) AMOS. 
5.  Hasil Penelitian 
Hipotesis             yang      diajukan               dalam    penelitian            ini           adalah   bahwa variable-variabel  1).  Budaya; 2).  Lingkungan Sosial; 3).  Individu; 4). Psikologis Konsumen dan 5). Strategi Pemasaran berpengaruh signifikan positip terhadap perilaku sikap konsumen buah lokal maupun buah impor.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai probabiltas (p) dikatakan signifikan jika critical ratio (CR) > 1,96 (Ferdinand, 2002).
Berdasarkan hasil analisis dengan SEM yang sudah dimodifikasi indeks 39 kali diperoleh nilai koefisien jalur dan critical ratio pada Tabel 24 berikut ini.
Tabel 1.  Koefisien Jalur dan Critical Ratio Sikap Konsumen Terhadap Buah Lokal
Jalur
Koefisien
Critical Ratio
Keterangan
Hipotesis
Sikap      Budaya
0,544
7,274
Signifikan
diterima
Sikap      
Lingkungan
Sosial
-0,211
-1,171
Tidak Signifikan
ditolak
Sikap      Individu
0,061
0,452
Tidak Signifikan
ditolak
Sikap      
psikologi
konsumen
0,439
3,412
Signifikan
diterima
Sikap      strategi bauran Pemasaran
0,225
1,690
Tidak Signifikan
ditolak
A.     Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
 Hasil uji hipotesis pada Tabel 24. di atas  ternyata memperlihatkan bahwa dengan nilaicritical ratio (CR) 7,274 lebih besar dari 1,96, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positip signifikan.  Besarnya nilai pengaruh budaya terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal  adalah sebesar 0,544 atau 54,40 % persen.  
 Budaya yang berpengaruh positip terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa perubahan  ‘tata nilai’; ‘kebiasaan’ dan semakin berkembangnya ‘budaya popular’ dalam mengkonsumsi /membeli buah maka mendorong semakin tinggi sikap konsumen dalam menilai atribut-atribut buah lokal.
B.     Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap  Konsumen 
 Hasil analisis untuk uji hipotesis pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap kepercayaan konsumen menunjukkan bahwa nilai critical ratio (CR) -1,171 lebih kecil dari -1,96, sehingga tidak signifikan. Besarnya nilai pengaruh lingkungan sosial konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal  adalah sebesar 0,211 atau 21,10 persen.  
 Lingkungan sosial konsumen  yang tidak berpengaruh   signifikan terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa lingkungan sosial konsumen yang terdiri dari 1). status sosial; 2).  Keluarga (anak; suami/istri) dan 3). Kelompok acuan (teman; tetangga dan ahli) tidak mempengaruhi dalam sikap konsumen untuk mengkonsumsi /membeli buah lokal.  Hal ini berarti bahwa konsumen tidak perlu mempertimbangkan status sosialnya dan tidak perlu untuk minta pendapat /pertimbangan kepada anak; suami/ istri; teman; tetangga dan para ahli dalam hal membeli buah, atau dengan kata lain pendapat dan saran keluarga; tetangga dan teman tidak berpengaruh nyata terhadap sikap kepercayaan dalam mengkonsumsi/ membeli buah lokal.
C.     Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
 Faktor karakteristik Individu konsumen yang tidak siknifikan terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa semakin tinggi perkembangan individu konsumen yang terdiri dari 1). Usia; 2). Pendidikan ; 3).  Pekerjaan ; 4). Pendapatan (income) dan 5). Gaya hidup konsumen maka tidak berpengaruh nyata terhadap sikap dalam membeli atau mengkonsumsi buah lokal. 
 Karakteristik individu yang semakin mapan tidak mendorong sikap konsumen  untuk membeli/memilih buah lokal.  Konsumen cenderung meninggalkan buah lokal dan memilih buah impor yang dinilai lebih baik kualitasnya dan bergengsi.
D.     Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
 Hasil uji hipotesis ternyata dengan nilai critical ratio (CR) 3,412 lebih besar dari 1,96 sehingga berpengaruh positip signifikan.  Besarnya nilai pengaruh psikologis konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal  adalah sebesar 0,439 atau 43,90  persen.  
 Psikologis konsumen yang berpengaruh positip terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi; persepsi dan pengetahuan dalam hal produk buah lokal maka semakin   semakin tinggi sikap kepercayaan konsumen terhadap atribut-atribut buah lokal.  Secara psikologis konsumen sudah mengenal dan akrab dengan buah-buahan lokal, sehingga kedekatan itu mendorong konsumen untuk bersikap positip terhadap buah lokal.
E.     Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen
 Hasil uji hipotesis tentang pengaruh strategi pemasaran terhadap sikap kepercayaan ternyata menunjukkan bahwa  nilai critical ratio (CR) 1,690 lebih kecil dari 1,96, sehingga tidak signifikan.  Besarnya nilai pengaruh ‘strategi pemasaran’ terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal  adalah sebesar 0,225 atau 22,50 persen.  
 Strategi pemasaran yang tidak berpengaruh positip terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa tidak terdapat upaya-upaya dalam bentuk  : 1). Strategi produk; 2). Strategi harga; dan 3). Strategi distribusi yang berpengaruh nyata terhadap mengkonsumsi /membeli buah maka semakin tinggi sikap konsumen dalam menilai atribut-atribut buah lokal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah,   menunjukkan bahwa  :
1.    Perubahan  ‘budaya’  maupun  peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2.    Konsumen  tidak  perlu mempertimbangkan   ‘Lingkungan  sosial’-nya  dalam membeli buah lokal dan   peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen  tidak menjadikan   sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3.    Konsumen  tidak  merasakan  adanya  ‘Strategi pemasaran’  yang  ditempuh perusahaan/ pemasar  yang dapat mendukung meningkatkan
‘sikap-kepercayaan’-nya  dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal
 Saran yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1.       Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai  di negeri sendiri.
2.       Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran dan peningkatan atribut.



sumber :
(Sudiyarto dan Nuhfil Hanani)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar